CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEKSI PART3

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEKSI PART3

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEKSI PART3, Hasrat-Bispak47 "Udah, kembali ke kantin dahulu Fi", kata sang cebol sekalian mengelap penisnya yang jelas belepotan sperma bergabung cairan cinta Cie Fifi itu dengan gunakan celana dalam Cie Fifi.

Cie Fifi tidak bereaksi, dia cuma diam dan pejamkan matanya. Sang cebol memakai celana dalam dan celana panjangnya, lalu dia keluar gudang ini.

Tidak lama setalah itu, Cie Fifi pun bangun berdiri, lalu dia keluarkan kantung plastik kecil dari kantong rok busananya. Cie Fifi mengambil celana dalamnya yang basah belepotan sperma sang cebol barusan, lalu masukkan celana dalam itu ke kantung plastik kecil itu.

Nampaknya Cie Fifi benar-benar menyediakan kantung plastik itu untuk menaruh celana dalamnya yang ia mengerti akan dikotori sang cebol seperti sebelumnya awal mulanya.

"Dasar. Telah orangya cebol, gak sadar kali kalaupun burungnya itucebol pun", gerutu Cie Fifi yang selanjutnya tinggalkan gudang ini.

Kata-kata Cie Fifi barusan membuatku termenung. Cuma pendek, problem yang diomelkan Cie Fifi. Apa penis itu lumayan keras?

Ya ampun… kenapa pun saya mesti ingin tahu dengan penis sang cebol???

"Emmkh…", saya mendesah terhambat waktu tiba-tiba kurasakan kepalaku diambil di depan sampai penis Dedi bersarang dalam lubang kerongkonganku.

"Elok, marilah tuturnya ingin nyepong. Kapan keluarnya jika dari barusan sekedar kamu emut saja?", bertanya Dedi yang sekarang dengan kejam lagi menghimpit nekan kepalaku sampai parasku tenggelam di muka selangkangannya, serta penis Dedi itu semakin menganiaya lubang kerongkonganku.

"Mmmhh…", saya cepat cepat mengulum dan mainkan lidahku pada penis Dedi, agar dia tak melanjutkan siksaannya padaku.

"Nah… getho cantik… mari terusin… sssh… ooh…", kata Dedi yang sekarang mendesah dan merintih kenikmatan nikmati service oralku.

Ke-2  tangan Dedi membelai rambutku secara lembut saat lagi saya terus usaha membikin penis Dedi berejakulasi. Adakalanya saya memandang nakal di Dedi, supaya dia semakin terangsang sampai pekerjaanku bakal usai bisa semakin cepat.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEKSI PART3

"Mmmhh…?", saya gak dapat bercakap, cuman dapat mengguman tidak terang saat kurasakan sepasang tangan meremas ke-2  bongkahan bokongku.

Ke-2  tangan Dedi masih membelai rambutku. Barusan itu tidak ada siapa siapa kembali di saat saya melanjutkan service oralku. Lantas ke-2  tangan yang meremasi bokongku itu punya siapa?

"Halo Eliza… kembali asyik nih? Saya ikut-ikutan ya", kudengar suara yang cukup kukenal dari belakangku.

Hatiku seperti kesiram air es. Semenjak kapan Pandu udah ada di dalam sini? Kenapa barusan saya tidak menyaksikannya?

"Mamamm…", saya pengin larang Pandu, tetapi waktu ini mulutku tersumpal penis Dedi sampai saya tidak dapat berbicara secara terang.

Telat, Pandu udah membuka rok seragam sekolahku, dan saya telah pasrah menanti hukuman yang bisa diberi Dedi kalaupun dia melihatku menggunakan celana dalam ini.

"Eh Pan Pan… tidak bisa… saya dahulu donk! Elo ini dahulu", sergah Dedi lalu menarik terlepas penisnya dari mulutku.

"Iya iya…", gerutu Pandu lalu tukar status dengan Dedi.

Saya diam dengan jantung yang berdetak kian cepat. Dua murid busuk ini dapat lekas melumatku dalam gudang ini, tetapi yang paling kutakutkan yaitu Dedi. Kehadiran Pandu ini menghancurkan seluruhnya rencanaku. Sebaiknya barusan itu saya berhasil lolos dari gudang ini tak mesti ngeseks dengan Dedi, tapi…

Tidak ada waktu buatku untuk berpikiran atau berleha leha. Tau-tau badanku udah diambil berdiri oleh mereka berdua, lalu ke-2  kakiku yang direntangkan lumayan lebar. Selanjutnya dengan urutan ke-2 kakiku yang terus semacam itu, tubuhku direbahkan di depan. Pandu udah mengacung penisnya yang rupanya sudah ereksi itu di muka mukaku, meminta service oralku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dengan kecewa saya mengulum penis Pandu, serta saya keluarkan seluruh tehnik oralku biar Pandu cepat capai pucuk serta nanti dia tak turut nikmati lubang vaginaku sesudah Dedi tuntas nikmati badanku. Sedangkan kurasakan celana dalamku didesak pencet oleh jemari tangan Dedi, cocok di sisi bibir vaginaku. Dedi sudah mengetahui. Saya pejamkan mata serta pasrah terima nasibku.

"Lho cantik… siapakah yang suruh kamu gunakan? Ooo… sebab itu kamu barusan nawarin ngemut kontolku, lantaran kamu masih ingat kan apa yang dahulu saya ngomong kan?", bertanya Dedi dengan 1/2 memarahi.

Saya tidak berani menjawab, tidak berani melihat. Ingin rasanya saya menangis, namun saya gak ingin kelak rekan temanku khususnya Jenny malahan menanyakan bertanya bila kelak mataku kelihatan sembab.

Saya cuma dapat pasrah serta terus mengoral penis Pandu, sembari tunggu hukuman yang hendak diberi Dedi padaku.

"Mmmkh…", saya mengerang ketahan waktu kurasakan jemari tangan Dedi menerobos masuk ke lubang vaginaku yang tertutup celana dalam ini.

Jemari tangan itu bergerak gerak di sana, menyebabkan kesan yang aneh sewaktu saya memahami celana dalamku mengorek ngorek dinding lubang vaginaku. Saya mengesah dan terus mendesah terhenti, tetapi saya tidak lupa jika saya mesti memaksakan penis Pandu yang ada dalam mulutku ini lekas berejakulasi.

"Mmmh… aaahh…", saya tidak kuat kembali, saya mengerang serta meronta kesakitan waktu saya rasakan pedih pada vaginaku, sampai penis Pandu lepas dari kulumanku.

"Nikmat kan Elok?", sindir Dedi sewaktu saya melihat ke belakang untuk memandang apa yang telah dilakukan Dedi.

Saya memandang sisi bawah celana dalamku tarik ke atas. Ternyata itu membuat sisi depan celana dalamku ini terlipat, dan menggesek masuk ke bibir vaginaku. Saya memandang Dedi dengan memelas, meminta belas kasihannya untuk hentikan semuanya.
TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

Namun Dedi sungguh-sungguh mau menghukumku. Celana dalamku ini tarik ke atas dan kebawah sampai kesan yang menimpa bibir vaginaku ini kian jadi beres.  Di antara pedih dan nikmat.

"Aduuh… sakit Deed…", saya mulai merengek-rengek, namun Dedi cuman ketawa tawa.

"Udah, gak boleh ngoceh lagi! Teruskan!", tiba-tiba Pandu memutar kepalaku sampai mukaku kembali menghadap penisnya, serta Pandu lekas menjejali penisnya itu ke mulutku.

"Mmmph…", saya mendesah terbendung, namun sekarang ini saya tidak punyai alternatif lain, saya mesti menambahkan service oralku buat penis Pandu.

Di belakangku, Dedi ternyata sudah tidak sabar buat nikmati badanku. Saya merasai sisi bawah celana dalamku disingkap, dan suatu benda pijakl, hangat dan lumayan besar, yang nyata kepala penis Dedi itu, saat ini melekat serta menekan bibir vaginaku.

Badanku mengartikulasikanng sebentar sewaktu penis Dedi memotong lubang vaginaku serta selalu melesak masuk. Saya pejamkan mata mencegah sakit, serta selanjutnya saya lagi usaha menambahkan service oralku buat penis Pandu saat Dedi mulai memompa lubang vaginaku.

Sekali ini Dedi berlakukanku dengan sedikit kasar. Dia menggenggam pinggulku, menarik badanku ke arahnya tiap-tiap dia menyikatkan penisnya, sampai penisnya berasa menusuk demikian dalam lubang vaginaku. Sekian kali saya melenguh terhambat, dan saya mulai gak dapat fokus buat mengoral penis Pandu.

Mengakibatkan saya mesti semakin menanggung derita waktu Pandu menggenggam sisi belakang kepalaku sampai mukaku melekat di muka selangkangannya. Saya mesti bertarung meredam mual gara-gara berbau apek yang menimpa hidungku, pula saya mesti menghentikan merasa sakit bersatu nikmat di lubang vaginaku yang dipompa habis habisan oleh Dedi.

Saat ini saya cuman mengharap pasienanku ini lekas selesai. Saya pula mengharapkan busana seragam sekolahku ini tidak lecek serta basah oleh keringatku selesai saya tuntas dicabuli oleh dua begundal ini. Sesudah saya kumpulkan semua tenagaku, saya melingkarkan ke-2  tanganku ke belakang bokong Pandu, lalu saya mengisap serta mengisap penis Pandu kuat kuat.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEKSI PART3

"Oooh…", Pandu mulai melolong dan kurasakan dia akan melepas penisnya dari gempuranku, kemungkinan dia telah tidak bisa membatasi kepuasan service oralku.

Tetapi saya gak pengin melepasnya, saya harus membuat cepat berejakulasi. Dengan ke-2  tanganku yang kugunakan buat menghentikan badan Pandu, penis itu kujilat memutar, lalu kepala penis itu kucucup kuat kuat serta sekejap setelah itu penis itu kembali kucelupkan dalam kuluman mulutku. Semuanya kulakukan di tengahnya gencarnya sikatan penis Dedi pada lubang vaginaku.

"Aahh… enaknya seponganmu Elizaa…", erang Pandu kesenangan saat kurasakan cairan sperma Pandu menyemprotkan, penuhi rongga mulutku.

Selanjutnya bajingan tengik ini keluar juga.  Saya menelan seluruh cairan di mulutku ini, namun saya gak ingin Pandu berhasil lolos demikian saja. Dia telah menghancurkan rencanaku tadi semestinya udah sukses. Saya sangat geram kepadanya.

Saya terlintas bagaimana saya bersama Jenny, Sherly serta Cie Stefanny tempo hari sukses taklukkan tiga pejantan di rumahku, serta kupikir saya barangkali dapat menggunakan trik yang serupa buat melepaskan kejengkelanku pada Pandu. Saya terus mengisap penis dalam mulutku ini meskipun penis itu telah melunak benyek.

"Ooh… sudaah… ampuun…", Pandu melolong lolong gak kuat terima gempuranku, tapi saya tetap belum tuntas dengannya.

Saya terus mengisap dan menarik penis Pandu, hingga kemudian dia menguik nguik seperti disembelih saja. Pada akhirnya saya hentikan kulumanku pada penis Pandu, serta sewaktu saya melepas tanganku, Pandu langsung ambruk lemas, sama sepertiseperti nasib banyak pejantan di rumahku yang tergelimpang sesudah saya serta banyak pujaan hatiku balik memerkosa mereka.

"Oooh… kamu nyata-nyata pelacur, Cantik… ooooh…", Dedi meracau serta menohokkan penisnya dalam dalam lubang vaginaku.

Dadaku ibaratnya akan meletus sewaktu saya dengar penghinaan Dedi barusan. Sesudah Dedi tuntas siramkan spermanya dalam lubang vaginaku, saya lekas berdiri, kembali tubuh, serta sekali ini saya menampar Dedi.

‘plaak… plaak…', 2x saya menampar pipi Dedi, keras sekali.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dedi takjub menatapku seperti tidak sangat percaya dengan yang baru-baru ini berlangsung.

"Brengsek, kamu tetap bisa bisanya mengolok saya", desisku dengan nada gemetaran sangking geramnya.

Kondisi di gudang jadi sepi. Deru detak jantungku dapat kudengar secara terang. Saya menggigit bibir mengendalikan tangis. Saya sangat sakit hati di saat Dedi menyebutku pelacur.

Tanpa ada mempedulikan mereka kembali, saya selekasnya keluar gudang ini. Namun saya sadar jika saya mesti beres-beres diriku dalam toilet, sekalian sedikitnya saya harus bersihkan tersisa sperma Dedi yang menetes dari bibir vaginaku.

Di toilet, saya selekasnya mengusung rok seragam sekolahku, serta saya ambil tissue yang ada buat mengelap lelehan sperma di seputar pangkal pahaku. Sejumlah tissue kuambil serta kuselipkan pada bagian dalam celana dalamku yang sedikit basah, supaya dapat membantu rasa gak nyaman di selangkanganku.

Dan sekali ini saya sudah tidak kuat kembali, saya menangis tersedu-sedu. Kenapa saya harus terima olokan sebagai berikut? Dengan berurai air mata, saya beres-beres rambutku di muka cermin, lalu saya menyusuti air mataku dengan tissue. Untung makeup tipis di mukaku tidaklah sampai hancur karena air mataku.

‘kriiing…', bel pertanda jam pelajaran ganti udah keluarkan bunyi.

Saya cepat keluar toilet dan saya sedikit lari ke kelasku. Diperjalanan saya lihat pak Totok yang baru keluar kelasku, serta aku lekas menjumpainya.

"Selamat siang pak. Maaf saya barusan tiba-tiba sakit pada perut, jadi gak dapat turut pelajaran pak Totok", saya menegur pak Totok sekalian sampaikan argumen kenapa saya barusan tak dapat ada dalam kelas.

"Selamat siang Eliza. Ya, tak apa apa. Kelak kamu dapat pinjam catatan temanmu, tidak ada quiz maupun ulangan tiba-tiba ini hari. Eh… Eliza? Kamu habis menangis? Ya ampun… barusan perutmu pastilah sakit sekali ya? Saat ini kamu masih sakit? Bila masih sakit kamu dapat istirahat di ruangan UKS", kata pak Totok.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEKSI PART3

‘Uh… UKS? Tidak deh… saya tidak ingin tertiban bencana buat ke-2  kalinya di sekolah hari ini', pikirku dalam hati.

"Gak perlu pak, Eliza udah lebih enak. Terima kasih pak, saya kembali lagi ke kelas dahulu", jawabku sekaligus pamit di pak Totok.

"Baik, silahkan Eliza. Selamat siang", kata pak Totok.

"Selamat siang pak", kataku dengan lega, serta saya selekasnya kembali ke arah ke kelas buat mengikut jam pelajaran paling akhir.

IV. Suatu Janji Yang Menyenangkan

"Sayang… kamu mengapa kok lama sekali di WC? Saya telah nyaris susul kamu lho…", bertanya Jenny sewaktu saya telah duduk di sampingnya.

"Tadi… saya sesudah sakit pada perut Jen", jawabku perlahan.

"Eh…? Mengapa kamu sayang? Kamu sesudah nangis ya?", bertanya Jenny kembali dengan risau.

"Iya, barusan perutku tiba-tiba sakit sekali, saya tidak kuat metahan sakitnya, jadi saya hingga sampai nangis. Tetapi saya sudah lebih enak kok saat ini Jen", saya bohong agar Jenny stop merisaukanku

"Saat ini perutmu telah gak sakit?", bertanya Jenny kembali dengan haru.

Saya geleng-geleng kurang kuat sekalian usaha tersenyum di Jenny.

Sebetulnya saya terasa sedikit gak nikmat karena saya harus tidak jujur di Jenny yang demikian memerhatikan dan mengasihiku. Perasaan salah ini sedikit mengusikku, meski saya tahu ini yakni yang terhebat, dibanding ada yang dengerin percakapan kami saat saya mengakui apa yang sesungguhnya terjadi padaku saat saya ada pada toilet, atau mungkin lebih pasnya di gudang barusan.

Namun tak lama setelahnya Jenny udah kembali repot memikat serta menghinaku masalah Andy. Ditambah lagi sewaktu jam paling akhir ini hari guru yang semestinya mendidik di kelas kami tidak masuk, hingga kami bebas belajar sendiri. Jenny semakin semangat memikatku, serta saya udah hilang akal buat membalasnya ledekan Jenny, sampai saya cuma dapat tersenyum malu.

Dan saat lagi saya gak tahu harus melakukan hal apa, tau-tau saya melamunkan Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Apa ya yang lebih kurang lagi dikerjakan Andy? Apa yang kurang lebih berada di ingatan Andy waktu ini? Apa dia memikirku? Tiba-tiba saya telah terasa kangen di Andy.

"Duh… bidadari yang berikut kembali kasmaran deh… hingga sampai sampai saya gak dirasa kembali", keluh Jenny.

"Siapa sich…", saya kembali lagi coba menghindar.

"Begitu ya? Kalaupun gitu… kelak saya bilangin ke Andy ah…", kata Jenny sekalian menyaksikan ke atas.

"Jeen… apaan sich… memang kamu pengin katakan apa ke Andy?", saya merengek-rengek.

"Mmm… saya ingin ngomong apa ya… saya pengen ngomong, kalaupun Eliza tidak sukai dengannya", Jenny menjawab dengan style cuek bebek sekalian mulai membunteli buku bukunya ke tas sekolahnya, karena bel pulang sekolah benar-benar barusan keluarkan bunyi.

"Jeen… tidak boleh begitu dong… aku…", saya mulai kuatir bila kalau Jenny bersungguh-sungguh lewat kata tuturnya, dan saya dan selalu merengek-rengek.

"Jika getho kamu tak boleh menghindari selalu sayang, ngaku saja dech!", Jenny kembali memikatku.

"Aku…", saya tidak dapat bercakap apa manalagi serta parasku rasanya panas sekali.

Jenny menatapku dengan senyuman jahil. Saya cuma dapat tersenyum malu sekalian membenahi semua buku dan alat tulisku ke tas sekolahku. Selesai doa pulang, saya dan Jenny siap-siap keluar kelas sewaktu Sherly tau-tau tampil di muka pintu kelasku.

"Duh…", saya berencana menyambat sewaktu saya memandang Sherly tersenyum senyuman.

"Mengapa sayang?", bertanya Sherly yang dekatiku.

"Kalian ini ingin sampai kapan sich baru suka nggodain saya?", tanyaku dengan memelas.

"Hingga kamu jadian sama Andy, serta nraktir kita kita", kata Jenny dan Sherly nyaris berbareng serta mereka ketawa suka.

"Ssstt!! Apaan sich? Bila yang lainnya dengar bagaimana coba!", saya bersungut-sungut dengan cemas.

"Sebab itu gak boleh ngelamun saja sayang… review donk di sini telah tinggal kita bertiga saja", kata Jenny sekalian merengkuhku.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEKSI PART3

Saya memandang ke seputarku, rupanya benar-benar kelasku ini udah kosong kecuali kami bertiga. Tetapi tetap juga saya khawatir kalaupun ada yang dengar kalimat mereka barusan mengenai saya jadian sama Andy. Saya gak pengin Andy dengar issu yang tidak tidak, saya tidak pengin hubunganku dengan Andy yang barusan mulai bersemi ini jadi hancur.

"Yok, kita temani kamu hingga sampai ke mobilmu ya", kata Sherly lalu merengkuh tanganku.

"Namun, saya pengen mencari minuman dahulu, saya haus nih. Kalian terlebih dulu saja dech", saya coba berikan argumen buat pisah pada mereka, biar saya tidak tiada henti menjadi bahan ledekkan mereka.

"Ya tidak apa apa, ketepatan saya  haus. Saya temani kamu ke kantin dech sayang", kata Jenny.

"Saya  haus kok. Ya telah kita ke kantin dahulu saja", kata Sherly yang saat ini udah tarik tanganku.

Saya tidak punyai argumen kembali, karenanya saya menurut saja didampingi mereka berdua ke kantin. Sudah pasti ledekan mereka padaku kembali bersambung, serta saya cuman dapat tersenyum malu.

Sampai di kantin, hatiku jadi risi saat saya memandang sang cebol. Saya terlintas perbuatan biadabnya di gudang barusan kepada Cie Fifi.

Akan tetapi saya usaha punya sikap biasa. Manalagi Cie Fifi telah menegur kami serta bertanya apa yang kami pesan. Sesudah kami bertiga tuntas minum, kami lekas bayar pesanan kami serta mohon pamit pada Cie Fifi.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama