CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEKSI PART4

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEKSI PART4

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEKSI PART4, Hasrat-Bispak47 "Eh kalian lihat tidak, sang cebol barusan itu… matanya jelalatan selalu lihatin dadanya Cie Fifi… kurang ajar dech intinya", gerutu Sherly saat lagi kami ke arah parkir mobil.

"Periode iya Sher? Saya tidak simak sich", bertanya Jenny.

"Kamu sich, yang dipandangin cuman Eliza. Berhati-hati lho Jen, kelak yang cemburu bukan sekedar saya saja lho!", kata Sherly dengan suara menarik.

"Kalian ini… apaan sich…", saya meratap geram kendati sesungguhnya hatiku puas sekali dengar seluruhnya ledekan mereka itu.

"Lhoo… kan memanglah betul, bukan saya saja yang dapat cemburu, namun yayangmu  kan", goda Sherly kembali, dan Jenny turut ketawa melihatku tidak dapat menjawab.

Habis dech saya, mereka berdua seperti bekerja bersama buat menghinaku habis habisan dari mulai kantin sampai ke parkir mobil. Tiada yang dapat kulakukan, saya sudah tidak dapat membalasnya kalimat mereka dan pasrah saja dibarengi ke-2  pujaan hatiku ini, yang sampai hati membuatku lagi tersenyum malu seperti berikut.

"Lhoo… Andy itu nungguin kamu sayang. Hayo, kalian janjian ya?", goda Sherly saat kami udah dekat sama mobilku.

"Hai Andy… nungguin Eliza ya… nih kukembalikan dech Elizanya", Jenny menegur Andy sekalian menghina kami berdua.

"Hai Eliza… hai Jenny… Sherly…", sapa Andy yang lalu menunduk malu, sebab barangkali ledekan Jenny itu.

"Hai pun Andy… Eh Eliza, kamu kok diam saja sich?", Sherly langsung menghinaku selesai membalasnya sebutan Andy.

Sekarang saya cuman dapat turut menunduk malu. Lantaran Jenny dan Sherly, saat ini lidahku rasanya kelu bahkan juga cuman buat menegur Andy.

"Ya sudah dech, kami titip Eliza sama kamu ya Andy. Tidak boleh ditiadakan lho!", kata Jenny yang tau-tau suara suaranya jadi galak.

"I… Iya", jawab Andy dengan nada perlahan.

"Awas bila kamu hingga hilangkan Eliza, Andy", kata Sherly dengan sama galaknya.

"I… Iya…", Andy menjawab kembali dengan nada sepelan barusan.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEKSI PART4

Mukaku rasanya betul-betul panas. Entahlah, kemungkinan mukaku udah semerah kepiting rebus. Saya memandang mereka berdua dengan kecewa berbaur puas serta malu, tetapi mereka berdua berlaku seakan gak ada apa-apa sampai saya jadi lebih gaungs dari mereka berdua.

"Ya telah Eliza, saya pulang dahulu ya, bentar kembali saya les sama Cie Stefanny tuch. Andy, saya pulang dahulu ya", kata Jenny yang mengedipkan matanya dengan lucu sekalian mengangkat tangan.

"Saya turut kamu saja ya Jen. Dah, Eliza… Dah Andy…", kata Sherly yang mengangkat tangannya.

Saya balas melambai-lambaikan tangan sekejap dari mereka berdua. Sebelumnya saya kembali menunduk malu, saya menyaksikan sesaat, nyatanya Andy pula angkat tangannya di Jenny serta Sherly.

Diam diam saya terasa sedikit iri mengayalkan apa yang lebih kurang bakal terjadi di dalam rumah Jenny seusai ini. Manalagi Sherly ikut pula ke situ. Barangkali Sherly serta Jenny dapat membawa Cie Stefanny bermesraan atau juga bercinta, dan perlahan-lahan hasratku mulai naik mengandaikan semuanya.

Namun saya sadar saya tidak boleh mengandaikan banyak hal yang dapat memunculkan nafsuku saat lagi saya masih di sini bersama Andy, lantaran saya tidak pengin permalukan diriku sendiri. Bahkan saya jangan kehilangan fokusku kini. Saya tidak pengin Andy mengira saya gak perhatian kepadanya jika nanti obrolanku tidak menyambung karena pikiranku yang melayang-layang ke mana-mana.

"Hai Eliza…", Andy menyapaku kembali benar waktu saya memandang Andy.

"Hai pula Andy…", sekali ini saya dapat balas menegur, meski dengan hati yang berdebar-debar tidak karuan.

Kami kembali tercenung sesaat lama waktunya. Saya coba cairkan kondisi yang canggung ini.

"Andy, kamu betul sedang nungguin saya?", saya menanyakan pada Andy.

Andy tersenyum malu dan mengusikk.

"Mengapa?", tanyaku dengan penuh rasa ingin mengetahui apa kurang lebih jawaban Andy.

"Aku… aku…", Andy tergagap was-was.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Saya tersenyum geli lihat kekhawatiran Andy. Meskipun pastinya saya terasa suka, tetapi saya mulai ingin tahu kenapa Andy tungguku di sini. Apa Andy mau menuturkan suatu padaku?

Kembali kembali saya mengeluh dalam hati, dengan semua perhatian yang diberi Andy padaku ini, tetap juga kami ini belum dengan status sepasang pacar.

Biarpun demikian, besar asaku kalau dalam saat dekat kami berdua akan betul-betul jadian, dan… dan…

"Eliza… eeh… kelak malam… bisa saya telpon kamu?", bertanya Andy membubarkan lamunanku.

Saya terasa seperti tersambar petir pada siang hari yang sangat ceria ini, lalu hatiku rasanya seperti disiram air es yang benar-benar dingin. Nyaris saja saya tak sadar diri, serta saya hampir tidak yakin dengan pendengaranku.

Tapi… oh, terima kasih Tuhan… berikut waktu yang kutunggu nantikan mulai sejak saya berbicara dan mengetahui Andy di kelas 1 SMA. Pada akhirnya Andy mulai berani jelas terangan usaha dekatiku, dan saya mulai berani mengharapkan, mudah-mudahan mimpi cantikku bakal selekasnya terpenuhi.

"Bisa", saya menjawab sekalian menunduk, dan saat ini tukar saya yang tersenyum malu bersatu rasa puas yang benar-benar sangatlah.

"Bila gitu… saya malam nanti telephone kamu ya… jam delapan malam bisa Eliza?", bertanya Andy kembali.

"Iya… jam delapan malam boleh… aku… saya nantikan ya", saya berbicara perlahan, serta parasku berasa panas.

"Iya… jam delapan malam", kata Andy.

Jantungku berdetak dengan kuat, hingga sampai sampai rasanya saya dapat dengar degup jantungku sendiri. Ini yakni sebuah janji yang menyenangkan untukku.

"Saya pulang dahulu ya Andy…", saya mohon pamit di Andy sesudah kembali lagi kami tercenung lumayan lama.

"Oh iya… saya pun pulang dahulu Eliza. Take care ya…", kata Andy.

"Iya, kamu pun take care ya Andy…", kataku dengan jantung yang kembali berdetak cepat.

Saya masuk ke mobilku seusai sama-sama lambaikan tangan dengan Andy. Sekarang saya diperjalanan pulang, dengan hati yang paling berbahagia. Andy akan mengontakku malam nanti, tidak tahu apa yang bakal kami bahas.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Yang terang ini hari saya suka sekali, serta saya telah tak sabar menanti waktu ini berputar-putar hingga jam delapan kelak, mendatangkan waktu yang elok bagiku.

V. Kenakalanku Bersambung

Saya menghimpit klakson mobilku 1 kali sewaktu saya udah ada di muka pintu gerbang rumahku. Tidak berapa lama kemudian saya menyaksikan Wawan yang memberikan pintu bagiku, serta saya jadi terpikir keusilanku barusan pagi. Saya mencegah napas sekalian masukkan mobilku ke garasi, siap-siap terima nasibku.

Tetapi saya sedikit terperanjat memandang ada mobil kokoku dalam garasi. Serta sewaktu saya lihat kokoku berada di dalam mobilnya, yang kelihatannya repot mengutak atik suatu dalam mobilnya, saya bernafas lega. Tiga pejantan yang benar menyimpan marah padaku itu gak dapat seberani itu buat menyentuhku saat lagi ada kokoku di sini.

Karenanya saya turun dengan enjoy, dan merapat ke kokoku masih yang repot di mobilnya. Saya memandang Wawan yang menatapku dengan penuh hasrat, dan saya meleletkan lidah kepadanya dengan tenang tiada khawatir dapat diapa apakan olehnya. Dan sekarang saya telah ada di samping kokoku.

"Halo ko… diapain kembali sich mobilnya?", saya menegur kokoku.

"Oh… kembali masang CD lagu anyar nih", jawab kokoku.

"Lagunya siapa… saya pengen donk", saya mulai merengek-rengek.

"Iya iya saya membeli dua kok. Nih satunya", kata kokoku yang keluar mobilnya dan memberi satu kotak CD yang terbungkus ini padaku, keliatannya kokoku telah tuntas memasangkan CD lagu baru itu di CD changer mobilnya.

"Thanks ya ko", kataku dengan puas serta menimang-nimang nimang CD itu, lantas mulai membaca baca title lagu yang ada pada CD itu.

"Iya iya… marilah makan dahulu, saya udah lapar nih", kata kokoku sekalian mengacau rambutku sampai jadi sedikit awut awutan seperti berikut.

"Iih… apaan sich", saya marah-marah dan menguber kokoku yang udah larikan diri ke dalam. 

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEKSI PART4

Demikian kalaupun saya berbicara kokoku, kami kerap jadi sedikit ribut dalam gurau semacam ini. Selanjutnya kami makan bersama sembari sama sama ceritakan beberapa hal yang anyar kami alami.  Sudah pasti saya tak segila itu untuk bercerita seluruhnya kegiatan seksual yang kualami di kokoku.

"Me, saya kelak diperlukan handycam. Ada pada kamu kan me?", bertanya kokoku sewaktu kami udah tuntas makan.

"Oh iya… sekejap saya ambilkan ya ko", kataku sekalian membersihkan tanganku.

"Aku segera turut saja ke kamarmu me, sekaligus meriksa anti virus di komputermu", kata kokoku.

"Ok dech", kataku serta saya menanti kokoku usai membasuh tangan, lalu kami duanya sama ke atas ketujuan kamarku sembari kadangkala sama-sama menghina, serta sekali ini saya yang menang demikian saya memakai Cie Stefanny jadi bahan ledekan.

Saya lepaskan sepatu serta kaus kakiku, yang selanjutnya seluruhnya kutaruh di almari sepatu. Saya jadi terpikir tempo hari, waktu Jenny serta Sherly tiba mengantarku serta memandang sepatu Cie Stefanny.

Sekejap jantungku berdegap kuat. Tau-tau saya berasa seram mengayalkan apa reaksi kokoku kalaupun dia menyaksikan Cie Stefanny tertidur di tempat tidur kamarku pada situasi telanjang bundar. Tetapi aku segera kembali tenang waktu saya sadar bila tidaklah ada sepatu siapa-siapa saja yang di muka pintu kamarku.

Dalam kamar, saya menghidupkan AC dan buka korden jendela. Seusai kokoku membenahi anti virus di komputerku serta handycam itu kuberikan kepadanya, kokoku minta pamit padaku, ucapnya pengin temani papi mama. Mereka akan pulang hari Minggu kelak, yang kemungkinan besar mereka pulang saat malam hari seperti umumnya.

Sekalian tutup pintu sehabis kokoku udah keluar kamarku, saya mulai pikir, mempunyai arti saya sendirian hingga sampai esok malam. Dan saya tahu saya tidak mungkin bisa lolos dari gempuran tiga pejantan di rumahku ini jika saya tidak mengamankan diri di kamarku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Tetapi saya kebingungan pun memikir apa yang wajib kulakukan waktu saya harus makan nanti malam. Entahlah, kemungkinan saya mesti meredam lapar malam nanti. Yah, kira saja diet.

Karenanya saya menutup pintu kamarku, tetapi suatu ketukan di waktu saya masih sedekat ini dengan pintu kamarku membuatku menjerit terkejut.

"Me, ada apakah?  Ini barusan saya lupa bila saya bawain kamu roti tawar dan keju hobymu", kudengar suara kokoku dari balik pintu.

Saya buka pintu lalu saya menghambur dan memegang kokoku dengan lega. Jantungku berdetak kuat, serta saya usaha merehatkan diriku dengan menyelinapkan mukaku di dada kokoku yang cukup sektor ini.

Kokoku balas memegang badanku secara halus, serta saya lagi diam dalam dekapan kokoku.

"Me, ada apakah?  Barusan kamu kok sampai menjerit begitu?", bertanya kokoku dengan bertanya-tanya.

"Aku… anu… memang siapakah yang tidak terkejut bila pintu yang anyar kukunci udah diketok begitu?", saya berkeberatan dan mendangak melihat kokoku, serta saya menempatkan muka cemberut.

"Ooh… sorry dech jika getho", kata kokoku lalu membelai rambutku dengan sayang.

Saya suka sekali dengan perbuatan halus kokoku ini. Saya kembali menyelinapkan mukaku ke dada kokoku, dan saya rasa aman ada di dalam dekapan kokoku.

Sesungguhnya saya gak ingin melepas kokoku pergi, saya pengin nikmati perasaan aman ini. Tetapi saya takut kokoku jadi syak wasangka dengan sikapku.

Karenanya dengan berat hati saya membebaskan dekapanku pada kokoku, lalu saya terima roti pemberian kokoku, tentunya tidak lupa saya berterimakasih kepadanya.

Sehabis kokoku keluar kamar, saya kembali mengamankan pintu kamarku agar saat kokoku telah pergi, saya udah aman. Sekurangnya ini siang saya bebas dari masalah pak Bijaksanain, Wawan dan Suwito yang nyata gak ikhlas membiarkanku tidak bekerja.

Serta roti yang diberi kokoku ini tentu dapat selamatkanku dari rasa lapar saat kelak saya mesti terpenjara dalam kamarku sendiri, buat mengelak hasrat tiga pejantan itu.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEKSI PART4

Saat ini saya ingin tidur siang barang sesaat, agar malam nanti saya tak penat atau mengantuk waktu Andy mengontakku. Serta tentu saya tidak ingin segera tidur demikian saja, saya pengin tubuhku bersih maka dari itu saya dapat tidur secara nyaman.

Karenanya saya siap-siap untuk lekas mandi. Sembari menenteng handuk, saya ke kamar mandiku buat mempersiapkan air hangat pada shower dengan memutar handel keran mengarah yang kebanyakan.

Seusai saya terasa air yang memancar dari shower ini gak begitu dingin, dengan enjoy saya menanggalkan busana serta rok seragam sekolahku,  bra dan celana dalamku, lalu seluruhnya kutaruh dalam keranjang busana kotor.

Saya mengamankan pintu kamar mandiku dan saya selekasnya berdiri di bawah siraman shower air hangat ini sampai rasa letih yang menimpa badanku sedikit terobati.

Seusai seluruhnya badanku basah, saya mulai memberikan hati badanku dengan cairan sabun mandiku yang halus, namun saya jadi menggigit bibirku sendiri waktu saya menyabuni ke-2  payudaraku.

Berulangkali telapak tanganku menyenggol puting payudaraku tanpa ada berencana saat saya mencuci ke-2  payudaraku, serta dari sebelumnya yang tidak berencana itu saat ini saya sendiri yang justru menyengaja sentuh dan memikat ke-2  puting payudaraku sendiri.

"Mmmh…", saya mengesah nikmati rasa panas yang mulai menjalari badanku.

Saat ini saya mulai meremas halus ke-2  payudaraku sendiri, sekalian mengandaikan Andy tengah mencumbu serta memanjakanku dengan mesra di kamar mandiku waktu ini.

"Mmmh…", saya kembali mendesah dengan napas mengincar, sembari pejamkan mataku dan nikmati fantasy liar yang penuhi pikiranku ini.

"Ohh… Andy…", saya mendesah, dan bersamaan hasratku yang semakin menggelegak, saya mulai meraba bibir vaginaku sendiri.

Seluruh rabaan dan penekanan yang kulakukan pada bibir vaginaku dengan jemari jari tanganku ini membuatku mulai terlepas kontrol. Saya mengayalkan Andy sedang mencumbuiku dengan mesra,  lagi meraba dan meremas ke-2  payudaraku secara halus sesuai ini.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Hasratku mulai kuasai diriku. Tanganku seperti bergerak sendiri, mencelupkan jemari telunjuk kananku ke lubang vaginaku. Rasa nikmat saat jemari tanganku menarik lubang vaginaku sendiri membuatku mengandaikan Andy memerkosaku dengan penuh cinta di kamar mandiku kini.

"Mmm… ssshh…", saya mendesah, mendesah, dan menggeliang perlahan-lahan di bawah siraman air hangat yang nyaman ini, sembari nikmati nakalnya jemari tanganku yang menarik lubang vaginaku sendiri serta saya lagi mengayalkan Andy yang mengerjakan seluruhnya padaku.

Rasa panas mulai menjalari sekujur badanku, serta napasku tambah gak teratur. Saya pejamkan mataku dan ke-2  pahaku ini kurapatkan maksimal nikmati tiap detakan yang memunculkan rasa nyeri pada lubang vaginaku.

Desahanku telah mulai beralih menjadi dengusan, serta tak lama setelahnya badanku tersentak sentak diterpa orgasme.

"Andyyy…", saya mendesah panjang, tidak kuat kembali terima semuanya kesan ini, serta saya menarik jemari telunjuk kananku dari capitan lubang vaginaku.

Dengan napas tersengal, saya menyaksikan ke wilayah selangkanganku, di mana cairan cintaku lagi merembes membasahi ke-2  pahaku. Ke-2  betisku kembali berasa pegal karena kenakalanku ini, dan tenagaku kembali lagi seperti amblas demikian saja entahlah ke mana.

"Duh… saya ini mengapa sich… kok jadi seperti ini…", saya menyambat perlahan menghentikan malu sadari bila saya baru-baru ini bermasturbasi sekalian mengandaikan Andy, dan saya usaha menghimpit hasrat birahiku ini.

Perlahan-lahan saya mulai sembuh dari kondisi terangsang ini, serta orgasmeku juga berkurang. Rambutku jadi basah seluruhnya, dan saya menetapkan untuk keramas sekaligus. Tidak lupa saya bersihkan lubang vaginaku baru saja sempat disanggupi cairan cintaku ini, dan sekarang saya udah terasa nyaman dengan badanku.

Sesudah itu saya menghanduki rambut serta badanku sampai kering, lalu saya membelitkan handuk ini sampai tutup 1/2 sisi payudaraku hingga ke 1/2 pahaku.

Dan saya anyar keluar kamar mandiku, saat saya hampir menjerit waktu saya lihat bayang-bayang sebagian orang di jendela kamarku barusan tirainya tidak kututup.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEKSI PART4

"Kalian ini telah edan ya!", saya 1/2 menghardik di Wawan serta Suwito yang asyik melihatiku dari jendela kamarku

Saya sebetulnya bukan tak ingat kalaupun badanku ini telah berkali kali dicicip serta dijarah habis oleh mereka. Tentu saja bertelanjang badan di depan mereka udah bukanlah hal yang hebat, apa lagi waktu ini badanku masih terlilit handuk mandiku. Tetapi tidak tahu mengapa, sekarang saya terasa geram diintip oleh mereka seperti berikut.

Wawan serta Suwito beraga tidak dengar kata kataku, serta mereka berdua menempatkan tangan mereka dalam telinga mereka sembari buka mulut mereka, seakan ingin saya mengulang-ulang kata kataku, sampai saya semakin dongkol. Lihat sikap mereka ini saya tahu kokoku sudah tentu pergi. Bila kokoku belum pergi, mustahil mereka berani kurang ajar sebagai berikut padaku.

Saya ambil langkah ke jendela dan bakal tutup korden jendela kamarku ini, di saat tau-tau terpikir sebuah gagasan yang membuatku ingin ketawa.

Menyaksikan mereka selalu melihatiku semacam itu, saya bukanlah menutupkan korden jendela kamarku, namun saya justru longgarkan handuk yang membalut badanku, serta dengan perlahan-lahan saya turunkan handuk ini.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama